Rabu, 04 September 2013

SEJARAH KAMERA DAN ALIRAN FOTOGRAFI


Pengertian Kamera
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera obscurabahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa membentuk gambar pada sebuah lempeng yang pekacahaya. Lempeng ini akan memancarkan elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan secaraelektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.
Sejarah Kamera
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhada cahaya namun beliau belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.
Pada tahun 1826Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada tahun 1839Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi kamera yang dikembangkan sekarang.
Komponen kamera
Sebuah kamera minimal terdiri atas:
Kotak yang kedap cahaya (badan kamera)
Sistem lensa
Pemantik potret (shutter)
Pemutar film
Sistem lensa
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam. Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma. Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens, atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai jarak fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film yang digunakan. Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa). Focal lenght memengaruhi besar komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan istilah zoom.
Pemantik Potret
Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa. Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu membuka, sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.
Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan besarnya nilai maksimum shutter speed yang bisa digunakan.
Bagian lain
Bagian lain sebuah kamera, antara lain:
Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat disingkapkan pada objek
Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film,
Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang akan terpotret serta apakah objek utama akan terfokuskan
lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup tepat sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.
Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari bagian-bagian tersebut.

Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya
Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).

 Kamera film
Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil, kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.
Pembagian film berdasarkan ukuran:
Small format (35mm)
Medium format (100-120mm)
Large format
Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film haru menggunakan kamera yang berbeda pula.
Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:
Film hitam putih
Film warna
Film positif
Film negatif
Film daylight
Film tungsten
Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)
Kamera polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.
Kamera digital
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda.
Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan memory card.

Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja
Kamera single lens reflect
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.
Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret secara otomatis telah diatur.
Pembagian kamera berdasarkan teknologi viewfinder
Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi fotografi. Fotografer ahli biasanya akan lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu memberikan gambaran tepat seperti apa yang akan tercetak.
Kamera saku
Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan berbeda dengan yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela bidik (viewfinder) dengan lensa.
Kamera TLR
Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.
Kamera SLR (Single Lens Reflect)
Pada kamera SLR, cahaya yang masuk ke dalam kamera dibelokkan ke mata fotografer sehingga fotografer mendapatkan bayangan yang identik dengan yang akan terbentuk. Saat fotografer memencet tombol kecepatan rana, cahaya akan dibelokkan kembali ke medium (atau film). lensa kamera SLR dapat diganti ganti sesuai kehendak,sangat disukai para ahli foto, atau hobby, dudukan lensa pada body kamera berbeda benda tergantung merek kamera,mulai dari lensa wide(sudut lebar),tele(jarak jauh),dan lensa normal(standard 50 mm),tersedia pula lensa zoom dengan panjang lensa bervariasi

Aliran fotografi
1. Landscape
Landscape fotografi adalah genre dimaksudkan untuk menunjukkan ruang yang berbeda dalam dunia, kadang-kadang luas dan tanpa akhir, tapi kali lain mikroskopis.Gaya populer fotografi dipraktekkan oleh para profesional dan amatir. Foto biasanya menangkap kehadiran alam dan sering bebas dari penghalang buatan manusia.Pemandangan fotografer biasanya berusaha untuk menyampaikan penghargaan dunia.
Banyak fotografer lanskap menunjukkan aktivitas manusia sedikit atau tidak ada dalam foto mereka, berjuang untuk mencapai murni, tak ternoda lanskap yang tanpa pengaruh manusia, menggunakan bukan mata pelajaran seperti bentuklahan kuat didefinisikan, cuaca, dan cahaya ambient. Meskipun demikian, tidak ada definisi murni atau mutlak dari apa yang membuat landscape di fotografi, oleh karena itu telah menjadi istilah yang sangat luas, mencakup perkotaan, industri, dan fotografi makro alam. Sebuah pantai yang penuh payung dan sunbathers bisa foto landscape, tapi begitu bisa tampilan melalui mikroskop elektron, yang  menunjukkan berbagai jenis lanskap. Air terjun dan gunung-gunung sangat populer di lanskap fotografi klasik, sering menyerukan untuk kamera Format Besar dan kepadatan netral atau polarisasi filter. Meskipun banyak foto yang terinspirasi oleh lukisan pemandangan tradisional,  istilah dalam fotografi yang lebih luas, tempat yang paling dan hal-hal bisa difoto sebagai lanskap, dapur, lampu, dinding, atau bahkan tubuh manusia dapat berubah menjadi rolling vista oleh seorang fotografer yang terampil.
Landscape sering diciptakan dengan alat seperti kamera lubang jarum, atau kamera format besar dan tripod, biasanya dengan lensa wide angle (24 mm dan 35 mm sangat populer). Banyak fotografer serius menggunakan sistem format medium atau besar untuk merekam sedetail mungkin, meskipun sebagian besar lanskap diterbitkan hari ini berasal dari SLR digital  dan kamera kompak.

Merupakan foto yang objek utamanya adalah pemandangan. Dalam memotret foto landscape gunakanlah bukaan (aperture) yang sempit (angka F besar, missal f/10 , f/14 , f/16 , dst). Kenapa? Karena dengan sempitnya bukaan, maka ruang fokus semakin lebar sehingga menambah ketajaman gambar, dan gunakan speed yang cepat (misal speed 1/125s ke atas). Kemudian juga gunakan ISO yang rendah saja (missal ISO 100, 200, 320). Tapi semua itu tergantung pencahayaan pada spot angle yang anda cari. Dan alangkah baiknya gunakanlah tripod agar gambar tidak shake/blur. Setelah semua sudah diatur, tinggal “bidik” dan “tembak

2. Macro
Merupakan foto yang objek utama adalah benda2 yang kecil. Misalnya serangga, bunga, dll. Dalam memotret foto macro, sesuaikan bukaan dengan objek yg anda “bidik”. Alangkah baiknya jika menggunakan bukaan yg sedang (missal angka F pada f/8, f/7.1, f/6.3, f/9). Dan usahakan bila cahaya nya mendukung pakailah speed tinggi, sebab kebanyakan jika kita memotret foto macro, halangan terbesar kita adalah ANGIN. Untuk itu gunakanlah speed tinggi dalam pemotretan macro, agar gambar tidak shake, dan fokusnya tepat. Kemudian gunakan ISO sesuai kebutuhan agar hasil nya bersih dari noda (noise (hihi)). Gunakan ISO rendah jika cahaya pada sekitar objek kuat, dan gunakan ISO tinggi jika cahaya sekitar objek kurang, tapi INGAT!! ISO tinggi menimbulkan banyak NOISE, hati-hatilah. Gunakanlah tripod agar hasil foto tidak shake (bila speed dibawah 100). Setelah semua sudah diatur, tinggal “bidik” dan “tembak”.

3. Panning
Merupakan foto yang objek utama nya adalah benda bergerak. Misalnya motor berjalan, mobil berjalan, dll. Teknik ini merupakan teknik yang sangat sulit dalam penempatan fokusnya (menurut saya hehe). Sebab kita harus dan harus memfokuskan objek yg sedang bergerak. Pada teknik ini, gunakan speed 1/15-1/40s. kenapa? Supaya fokus yg kita bidik tetap terjaga, dan BackGround nya blur. Lalu gunakan bukaan yg sempit (missal angka F di f/14, f/16, f/22, dsttergantung dari pencahayaan). Kenapa? Agar ketajaman fokus kita terjaga, dan juga untuk mengimbangi cahaya yg masuk karena kita menggunakan speed rendah. Saat pengambilan gambarnya, fokuskan pada objek, lalu ikuti gerakan objek dgn menggeser kamera searah dgn gerakan objek (agar tetap terfokus objeknya). Setelah semua sudah diatur, tinggal “bidik” dan “tembak”.

4. Night Shot
Merupakan foto yg diambil pada malam hari. Foto ini alangkah baiknya sangat dibutuhkan tripod. Supaya gambar yg terambil tidak shake karena menggunakan speed sangat rendah. Biasanya para fotografer menggunakan speed 15s, 20s, 30s, bahkan BULB. Biasanya objek yg diambil dalam foto ini adalah jalan TOL pada malam hari, Gedung – gedung bertingkat yg memancarkan cahayanya, dll. Dan pada foto night shot menggunakan teknik bukaan (aperture) seperti foto landscape, yaitu gunakan bukaan sempit (angka F besar). Dan gunakanlah ISO rendah agar gambar terhindar dari Noise. Setelah semua sudah diatur, tinggal “bidik” dan “tembak”.

 5. Human Interest
Merupakan foto yg bercerita, biasanya kekuatan foto ini ada pada judulnya. jadi pintar-pintarnya si fotografer dalam memberi judul agar foto terlihat bercerita. Untuk pengaturan shutter speed, bukaan, ISO, dll sesuaikan dengan pencahayaan. Dan yang paling penting dlm foto ini adalah, pekanya naluri fotografer dalam mencari moment-moment yang bagus dan menarik. Setelah semua sudah diatur, tinggal “bidik” dan “tembak”.
ini merupakan contoh foto human interest dgn judul
” pake topi dulu ah, panassss ”
walaupun terik matahari di Jogja sangat panas.
namun bapak ini tetap mengayuh becaknya dengan semangat.
seakan-akan rasa panas itu hilang dan lenyap karena semangat nya..

6. Still Life
Merupakan foto yg objeknya adalah benda2 di sekitar kita. Dalam pemotretan Still Life, diperlukannya kreatifitas seorang fotografer untuk membuat foto lebih bermakna dan bercerita, walaupun hanya foto yang berobjek sederhana sekalipun. Untuk pengaturan bukaan,speed,ISO sesuaikan dengan pencahayaan dan kebutuhan. Setelah semua sudah diatur, tinggal “bidik” dan “tembak”.

Semoga Bermanfaat Gan :)

Storyboard


Storyboard

Storyboard adalah visualisasi ide dari aplikasi yang akan dibangun, sehingga
dapat memberikan gambaran dari aplikasi yang akan dihasilkan. Storyboard
dapat dikatakan juga visual script yang akan dijadikan outline dari sebuah
proyek, ditampilkan shot by shot yang biasa disebut dengan istilah scene.

Storyboard sekarang lebih banyak digunakan untuk membuat kerangka pembuatan websites dan proyek media interaktif lainnya seperti iklan, film
pendek, games, media pembelajaran interaktif ketika dalam tahap perancangan /desain.

Baru-baru ini istilah “Storyboard” telah digunakan dibidang pengembangan web, pengembangan perangkat lunak dan perancangan instruksi untuk mempresentasikan dan menjelaskan kejadian interaktif seperti suara dan gerakan biasanya pada antarmuka pengguna, halaman elektronik dan layar presentasi. Sebuah Storyboard media interaktif dapat digunakan dalam antarmuka grafik pengguna untuk rancangan rencana desain sebuah website atau proyek interaktif sebagaimana alat visual untuk perencanaan isi.

Sebaliknya, sebuah site map (peta) atau flow chart (diagram alur) dapat lebih
bagus digunakan untuk merencanakan arsitektur informasi, navigasi, links,
organisasi dan pengalaman pengguna, terutama urutan kejadian yang susah
diramalkan atau pertukaran audiovisual kejadian menjadi kepentingan desain
yang belum menyeluruh.

Salah satu keuntungan menggunakan Storyboard adalah dapat membuat pengguna untuk mengalami perubahan dalam alur cerita untuk memicu reaksi atau ketertarikan yang lebih dalam. Kilas balik, secara cepat menjadi hasil dari pengaturan Storyboard secara kronologis untuk membangun rasa penasaran dan ketertarikan.

Seorang pembuat Storyboard harus mampu menceritakan sebuah cerita yang bagus. Untuk mencapainya, mereka harus mengetahui berbagai film, dengan pengertian tampilan yang bagus, komposisi, gambaran berurut dan editing. Mereka harus mampu untuk bekerja secara sendiri atau dalam sebuah bagian tiam. Mereka harus mampu menerima arahan dan juga bersiap membuat perubahan terhadap hasil kerja mereka.

Untuk proyek tertentu, pembuat Storyboard memerlukan ketrampilan
menggambar yang bagus dan kemampuan beradaptasi terhadap gaya yang
bermacam. Mereka harus mampu untuk mengikuti desain yang telah
dikeluarkan dan menghasilkan kerja konsisten, yang digambar pada model.

Membuat Storyboard

Sebelum membuat Storyboard, disarankan untuk membuat cakupan Storyboard terlebih dahulu dalam bentuk rincian naskah yang kemudian akan dituangkan detail grafik dan visual untuk mempertegas dan memperjelas tema. Batasan produksi terakhir akan dijelaskan supaya sesuai dengan jenis produksi yang ditentukan, misalnya Storyboard akan digunakan untuk film, iklan, kartun
ataupun video lain.

Untuk mempermudah membuat proyek, maka harus dibuat sebuah rencana kasar sebagai dasar pelaksanaan. Outline dijabarkan dengan membuat point-point pekerjaan yang berfungsi membantu untuk mengidentifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun supaya pekerjaan dapat berjalan.

Dengan menggunakan outline saja sebenarnya sudah cukup untuk memulai tahapan pelaksanaan produksi, tetapi dalam berbagai model proyek video, seperti iklan televisi, company profile, sinetron, drama televisi, film cerita dan film animasi tetap membutuhkan skenario formal yang berisi dialog, narasi, catatan tentang setting lokasi, action, lighting, sudut dan pergerakan kamera, sound atmosfir, dan lain sebagainya..

Penggunaan Storyboard jelas akan mempermudah pelaksanaan dalam proses
produksi nantinya. Format apapun yang dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus dicantumkan:
1. Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
2. Warna, penempatan dan ukuran grafik, jika perlu.
3. Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar.
4. Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks.
5. Narasi jika ada.
6. Animasi jika ada.
7. Video, jika ada.
8. Audio, jika ada.
9. Interaksi dengan penonton, jika ada.
10. Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi.

Daftar cek Storyboard :
• Harus ada Storyboard untuk tiap halaman, layar atau frame.
• Tiap Storyboard harus diberi nomor.
• Setiap detail yang berhubungan (warna, grafik, suara, tulisan, interativitas, visual dicantumkan).
• Setiap teks atau narasi dimasukkan dan diperiksa sesuai dengan nomor Storyboard yang berhubungan.
• Setiap anggota produksi harus mempunyai salinan atau akses yang mudah ke Storyboard.

Jangan beranggapan bahwa Storyboard itu hal yang susah, bahkan point-point saja asalkan bisa memberi desain besar bagaimana materi diajarkan sudah lebih dari cukup. Cara membuatnya juga cukup dengan software pengolah kata maupun spreadsheet yang kita kuasai, tidak perlu muluk-muluk menggunakan aplikasi pembuat Storyboard professional.

Beberapa alasan mengapa menggunakan Storyboard:
1. Storyboard harus dibuat sebelum tim membuat animasi.
2. Storyboard digunakan untuk mengingatkan animator.
3. Storyboard dibuat untuk memudahkan membaca cerita.

Semoga Bermanfaat Ya Gan :)

Audio Analog Dan Digital


PERBEDAAN SUARA / AUDIO ANALOG DAN DIGITAL
1. Analog dihasilkan dengan variasi di tekanan udara suara asli.
   Variasi tekanan udara diubah terlebih dahulu (oleh transduser seperti micropon) ke listrik sinyal.
2. Digital dihasilkan mengubah sifat fisik dari suara asli ke dalam urutan angka, yg kemudian dapat disimpan dan di baca kembali untuk reproduksi.
   Biasanya, suara ditransduksi (oleh mikrofon) seperti ketika merekam analog, dan kemudian sinyal analog, di konversasi ke sinyal digital, melalui analog-to-digital converter ( alat elektronik) baik terintegrasi ke dalam digital audio recorder atau terpisah dan di hubungkan antara perekam dan sumber analog.

KARAKTERISTIK AUDIO ANALOG
1. Sistem analog biasanya berperforma lebih baik, suaranya masih originil . sama dengan suara asli.
2. Rekaman analog berkualitas baik.
3. Ketidaksempurnaan peralatan analog dapat menimbulkan distorsi (gangguan suara) seperti bergetar, tape mendesis (seperti dalam kasus kaset).

KARAKTERISTIK AUDIO DIGITAL
1. Sistem digital biasanya berperforma kurang baik dari analog, suaranya tidak sama dengan suara asli.
2. Rekaman digital berkualitas lebih rendah dari analog.
3. Peralatan digital mengurangi tingkat kebisingan ketika rekaman.

KARAKTER AUDIO
1. Amplitudo
2. Sound wave
3. Frekuensi
4. Mono
5. Stereo

AMPLITUDO
*Keras lemahnya bunyi atau tinggi rendahnya gelombang.
*Satuan amplitudo adalah decibel (db)
*Bunyi mulai dapat merusak telinga jika tingkat volumenya lebih besar dari 85 db dan pada ukuran 130 db akan mampu membuat hancur gendang telinga.
Kegunaan :
*Untuk membantu manusia agar mengetahui sebatas mana amplitudo yang mampu di dengar oleh manusia.

FREKUENSI
*Banyaknya periode dalam 1 detik.
*Manusia membuat suara dengan frekuensi : 50Hz - 10KHz.
*Sinyal suara musik memiliki frekuensi : 20Hz - 20KHz.
*Sistem multimedia menggunakan suara yang berada dalam range pendengaran manusia.

SOUND WAVE
*Adalah sifat" gelombang, yang frekuensi, panjang gelombang, periode, amplitudo, intesitas, kecepatan, dan arah (kadang-kadang kecepatan dan arah digabungkan sebagai kecepatan vector, atau panjang gelombang dan arah digabungkan sebagai vector gelombang).

MONO
*Reproduksi suara dengan single - chanel. Biasanya hanya ada satu microfon, satu loudspeaker.
*Menjadi standart untuk telpon radio komunikasi, telpon jaringan, dan induksi loop untuk digunakan dengan alat bantu dengar.

STEREO
*Reproduksi suara menggunakan dua atau lebih independen audio saluran melalui simetris konfigurasi dari pengeras suara demikian rupa untuk menciptakan kesan mendengar suara dari berbagai arah, seperti dalam pendengaran alami.
*Rekaman stereodigunakan dalam penyiar Fm dan Digital Audio Broadcastign (DAB) dan di beberapa sistem televisi

FORMAT AUDIO DIGITAL :
AAC (.m4a) : AAC (Advanced Audio Coding) bersifat lossy compersesion.
             AAC merupakan audio codec yang menyempurnakan MP3 dalam hal medium dan heigt bit rates.
    Kelebihan AAC dari MP3 :
      1. Sample ratenya antara 8 Hz - 98 KHz, sedangkan MP3 16 Hz - 48 KHz.
      2. Memiliki 48 chanel.
      3. Suara lebih bagus untuk kualitas bit yang rendah (dibawah 16 Hz)
         * Software pendukung AAC : Ipod, itunes, dan winap
WAV (.wav) : WAV (WAVEFORM AUDIO) adalah format audio standar Microsoft dan IBM untuk PC.
             WAV biasanya menggunakan coding PCM (Pulse Code Modulation)
             WAV adalah data tidak terkompres sehingga seluruh sampel audio disimpan semuanya di harddisk.
             Software yang dapat menciptakan WAV dari Analog Sound Misalnya adalah Windows Sound Recorder.
AIF (.aif) : Audo Interchange File Format (.aif)
             *Merupakan format standar Macintosh.
             *software pendukung Quikplay
CDA        : Format untuk mendengarkan CD audio.
MP3        : Mpeg Audio Layer 3 (.mp3)
    *Merupakan file dengan lossy comperssion.

Semoga Bermanfaat Gan :)

Fotografi Dalam Multimedia


Fotografi Dalam Multimedia

Fotografi itu adalah : Foto (cahaya) Grafi (menulis / menggambar)
Kamera Ada 2 jenis ada kamera Film Dan Digital
Kamera Film : butuh proses panjang
Kamera Digital : Fasilitas mudah
DSLR : Digital Single Lens Reflex
Clear View Of Image :
Feel of Holding :
Synchronous Shutter Response :

ISO ( Kepekaan Cahaya )
Iso adalah standard untuk kategori flim yang digunakan yang mengindikasikan besar kepekaan film terhadap cahaya.
Semakin kecil angka iso, semakin rendah kepekaan terhadap cahaya.
Kepekaan cahaya ini sangat menjadi proritas dalam pemotretan.
Biasanya bila ingin memotret pada suasana cahaya yang terang maka, kita dianjurkan memakai film dengan iso 100 atau film dengan kecepatan rendah.
Dengan kamera digital kita tidak perlu bingung memilih iso film yang akan digunakan karena sudah disediakan pilihan iso pada kamera.

ISO rendah -> Kecepatan dan jumlah noise rendah = tempat terang
ISO tinggi -> Kecepatan dan umlah noise tinggi = tempat gelap

Stutter Speed :
Adalah kecepatan membekukan / menangkap objek pada kamera.
Satuan dari pada shutter speed adalah detik, dan sangat tergantung dengan cahaya saat pemotretan.
Semisalnya cahaya terang pada siang hari. maka shutter speed harus disesuaikan menjadi lebih cepat misalnya 1/500 detik.
Sedangkan untuk malam hari yanh cahayanya lebih sedikit, maka shutter speed harus disesuaikan.

OVER EXPOSURE : Kelebihan Cahaya, shutter speed rendah + kondisi terang
UNDER EXPOSER : Kekurangan Cahaya, Kondisi gelap + shutter speed tinggi

Diafragma :

DOF (Dept Of Field) : Ketajaman Ruang Pada Gambar
Dept : Kedalaman

CACATAN KELAS 3

Lighting : Teknik pengaturan pencahayan, agar gambar yg di hasilkan berkualitas dgn tingkat fokus yg baik
Fungsi Pencahayaan : Menyinari objek
                     Menciptakan gambar artistik
                     Menghilangkan bayangan yg tidak perlu
                     Membuat efek khusus

Sifat Cahaya : Cahaya dapat menembus    : sehingga kualitas gambar cahaya dpt di buat lunak / soft
               Cahaya dapat dipantulkan : dipantulkan dgn benda yg punya daya pantul
               Cahaya dapat difokuskan  : dapat di salurkan sesuai kehendak kita
               Cahaya mempunyai warna   : sering di sebut suhu warna dengan satuan derajat kolour, dengan alat ukur color meter atau kolour meter
Sumber Cahaya
A. Natural Light
 *Merupakan cahaya dari alam seperti cahaya matahari, bulan, api, kunang", petir, ubur
B. Artifical Light
 *Merupakan cahaya buatan yg berasal dari cahaya lampu. Dilihat dari komposisi tata cahaya yang tampak dalam frame kamera.

Jenis Pencahayaan
1. Direct Light (cahaya langsung)
  Cahaya langsung dari maatahari yang paling mudah dikenali. cahaya ini langsung mengenai benda tanpa halangan apapun.
2. Diffused Light (cahaya tidak langsung)
  Cahaya baur, tidak langsung mengenai objek tetapi terhalangi oleh sesuatu.

Aplikasi dari sumber pencahayaan tak langsung :
1. Key Light
  Cahaya utama yang berfungsi sebagai penerangan pokok atau utama. key light berkarakter tajam dan digunakan menerangkan pada wilayah khusus.
2. Fill Light
  Cahaya tambahan yg berguna untuk mengisis bagian yg gelap. Fill Light bersifat Lembut dan merata dari pusat hingga pinggir.
3. Back Light
  Berfungsi sebagai cahaya tambahan untuk memisahkan subjek dengan latar belakang, dan membantu memunjulkan warna dan tekstur subjek, sehingga foto / video jadi lebih berdimensi.
4. Front Light
  Cahaya yang berasal dari depan sibjek yg bertujuan untuk membuat subjek terlihat jelas.
5. Over Head Light
  Cahaya berasal dari atas subjek
6. Down Light
  Cahaya berasal dari atas subjek dengan cara mejatuhkan cahaya tagak lurus diatas subjek.
7. Side Light
  Cahay berasal dari samping yg berguna menerangi sisi kanan atau kiri subjek dan membuat mendramatisir foto.
8. Cyclorama
  Cahaya lembut dari atas (upper horizone) dan dari lantai (lower horizone) yang berfungsi emberikan cakrawala dan perubahan" suasana.

Kualitas Pencahayaan :
Dibedakan berdasarkan seberapa tegas dan halus bayangan yang di hasilkan oleh sumber cahaya.
1. HARD LIGHT
  Cahaya yang keras, sumber cahayanya relatif Kecil, yaitu sinar matahari, bayangan cukup tegas.
2. SOFT LIGHT
  Cahaya yang lembut akan di hasilkan foto yang tidak sekontras cahaya yang keras, tekstur muka tidak terlalu menonjol, dan bayangan bergadrasi atau hampir tidak ada.
3. WINDOW LIGHTING
 Cahaya yg berasal dari jendela, cahaya yg di hasilkan lebih natural, dan biaya pun murah,, kendalanya kita tidak bisa mengendalikan cuaca .

Semoga Bermanfaat ya Gan :)

Tradisi Bali








Landscape And Clasic